Sugeng Rawuh

Selamat datang di sarana belajar yang ala kadarnya ini. semoga bisa menjadi media pembelajaran kita untuk terus belajar dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran dan pendidikan matematika.
knowledge is a power
information is liberating
education is the premise of progress, in every society, in every family

Selasa, 01 September 2009

PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAN PEMECAHAN MASALAH (LEARNING BASED PROBLEM SOLVING AND REINVENTION)

Pembelajaran adalah suatu proses untuk membuat orang belajar atau aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah aktifitas yang disengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan demi tercapainya tujuan mental.1Sebagai bagian dari sistem, sasaran pembelajaran adalah mengubah masukan yang berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik. Menurut Cagne dan Biggs dalam Tengku Zahara Djafaar 2pembelajaran adalah rangkaian peristiwa atau kejadian yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga proses belajarnya dapat berlangsung mudah. Sebagai bagian dari sistem, sasaran pembelajaran adalah mengubah masukan yang berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik.
Matematika menurut James dan James dalam kamus Matematika yang ditulisnya, menyatakan bahwa: matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain yang terbagi dalam tiga bidang, ialah aljabar, analisis dan geometri3. Sedangkan menurut Jhon dan Rising, matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik4. Pendapat lain dikemukakan oleh Elea Tinggih, bahwa Matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan cara bernalar5.
Dari pengertian diatas dapat dikatakan pembelajaran Matematika adalah suatu aktifitas yang disengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapai tujuan melalui kegiatan penalaran. Sedangkan Kolb dalam Sri Wardhani mendefinisikan pembelajaran Matematika adalah proses memperoleh pengetahuan yang diciptakan atau dilakukan oleh siswa sendiri melalui transformasi individu siswa6.
Pembelajaran matematika sebagai suatu proses dalam menciptakan lingkungan belajar agar siswa terkondisikan dalam belajar matematika dibutuhkan suatu desain pembelajaran yang mengoptimalkan siswa dalam belajar matematika. Pentingnya belajar matematika tidak lepas dari peran matematika dalam segala jenis dimensi kehidupan. Misalnya banyak persoalan kehidupan yang memerlukan kemampuan menghitung dan mengukur. Hal itu menunjukan pentingnya peran dan fungsi matematika, terutama sebagai sarana memecahkan masalah. Dalam kurikulum berbasis kompetensi mata pelajaran matematika SLTP/MTs disebutkan bahwa tujuan matematika ditekankan pada siswa untuk memiliki :
Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah dalam pelajaran matematika dan pelajaran lain ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata.
Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi
Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara penalaran yang dapat dialihgunakan pada setiap keadaan seperti bersifat kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat obyektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan menyelesaikan masalah.
Agar pembelajaran matematika dapat memenuhi tuntutan inovasi pendidikan pada umumnya, Ebbut dan Straker dalam Marsigit7mendefinisikan matematika sebagai berikut :
Matematika adalah kegiatan penelusuran pola dan hubungan
Matematika adalah kreatifitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan.
Matematika adalah kegiatan Pemecahan masalah
Matematika merupakan alat komunikasi
Siswa akan mempelajari matematika jika mereka mempunyai inovasi
Siswa mempelajari matematika dengan caranya sendiri.
Siswa mempelajari matematika baik secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan temannya.
Siswa memerlukan konteks dan situasi yang berbeda-beda dalam mempelajari matematika.
Agar proses pembelajaran Matematika dapat berlangsung secara efektif dan efisien, maka pembelajaran harus dirancang dan didesain dengan baik, diantaranya dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran menurut Reigeluth dalam Gerardus Polla8, adalah pilihan dari cara pengorganisasian materi pelajaran serta urutan aktivitas guru, pilihan cara penyampaian materi dan cara mengorganisasikan kelas dengan mempertimbangkan faktor-faktor karakteristik bidang studi, karakteristik siswa dan kendala yang ada guna memperoleh hasil pembelajaran yang efektif dan efisien serta mempunyai daya tarik. Sedangkan strategi pembelajaran menurut Sri Wardhani adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan suatu keadaan pembelajaran kini (yang ada saat ini) menjadi keadaan yang diharapkan9.
Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa untuk mencapai kondisi pembelajaran yang kondusif, efektif dan menyenangkan maka perlu diterapkannya suatu pendekatan pembelajaran yang dapat mewujudkan kondisi tersebut.
A.PENEMUAN TERBIMBING
Penemuan terbimbing dapat dipandang sebagai suatu metode pembelajaran dimana siswa didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang difasilitasi oleh guru.10
Dengan metode ini, siswa dihadapkan kepada situasi dimana ia bebas untuk menyelidiki dan menarik kesimpulan. Terkaan, intuisi dan mencoba-coba (trial and error) hendaknya dianjurkan. Dalam metode ini guru bertindak sebagai fasilitator yang mampu memberi bantuan yang serasi dengan kebutuhan siswa.Guru membimbing siswa agar mempergunakan idea, konsep dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukam pengetahuan baru.11
Penemuan terbimbing merupakan salah satu metode pembalajaran aktif sebagaimana menurut Masalski yang dikutip dari Winarno, beberapa model pembelajaran aktif adalah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing, pembelajaran dengan menggunakan soal-soal terbuka, dan pembelajaran melalui atau menggunakan pemecahan masalah.12
Dalam pendekatan ini, guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final. Siswalah yang diberi kesempatan untuk mencari dan menemukannya sendiri13. Secara garis besarnya sebagai berikut :
1.Stimulasi.
Guru mulai dengan bertanya atau mengatakan persoalan, atau menyuruh siswa membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan (Problematic).
2.Perumusan masalah.
Siswa diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan yang relevan sebanyak mungkin. Kemudian mereka harus membatasi dan memilih yang dipandang paling menarik untuk dipecahkan.
3.Pengumpulan data.
Untuk menjawab persoalan, Siswa diberi kebebasan untuk memilih dan mencari data yang sesuai dan dibutuhkan.
4.Analisis data.
Semuan informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya itu diolah (dicek, diklasifikasikan).
5.Generalisasi.
Pada tahap ini siswa denag dibimbing oleh guru mencoba untuk melakukan penarikan kesimpulan sesuai dengan yang telah ditemukan.
Landasan pemikiran yang mendasari pendekatan belajar-mengajar ini ialah hasil belajar dengan cara ini lebih mudah dihafal dan diingat, mudah ditransfer pengetahuan dan kecakapan siswa yang bersangkutan. Lebih jauh lagi dapat menumbuhkan sikap intrinsik.
Pendekatan belajar seperti ini sangat cocok untuk materi pelajaran yang bersifat kognitif. Kelemahannya, metode ini bagi yang belum terbiasa, membutuhkan waktu yang cukup banyak.
Secara lebih terperinci langkah-langkah dalam model penemuan terbimbing dapat diuraikan sebagai berikut :
Guru merumuskan masalah yang akan dihadapkan kepada siswa, dengan data secukupnya. Perumusan harus jelas dalam arti tidak menimbulkan salah tafsir, sehingga arah yang akan ditempuh siswa tidak salah.
Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisasikan dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini bimbingan dapat diberikan sejauh yang dibutuhkan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah kearah yang tepat. Misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan.
Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
Bila perlu konjektur di atas diperiksa oleh guru. Ini perlu untuk meyakinkan prakiraan yang dilakukan oleh siswa.
Bila telah diperoleh kepastian konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu telah benar.
Dari urutan langkah di atas, model pembelajaran penemuan terbimbing memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah:
Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Menanamkan sikap inkuiri.
Menopang model pembelajaran penemuan masalah
Menimbulkan interaksi antar siswa.
Melatih keterampilan dasar, sebab tanpa ini akan sulit menuju langkah selanjutnya.
Materi yang dipelajari akan mencapai tingkat kemampuan yang tinggi, dan lebih lama terkesan.
B.PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah dapat dianggap sebagai metode pembelajaran dimana siswa berlatih memecahkan persoalan. Persoalan tersebut dapat datang dari guru, suatu fenomena atau persoalan sehari-hari yang dijumpai siswa. Pemecahan masalah mengacu fungsi otak anak, mengembangkan daya pikir secara kreatif untuk mengenali masalah dan mencari alternatif pemecahannya.14
Proses pemecahan masalah terletak pada diri pelajar, variabel dari luar hanya merupakan intruksi verbal yang bersifat membantu atau membimbing pelajar untuk memecahkan masalah. Memecahkan masalah dapat dipandang sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi-kombinasi aturan yang telah dipelajarinya lebih dahulu kemudian menggunakannya untuk memecahkan masalah. Namun memecahkan masalah tidak hanya menerapkan aturan-aturan yang telah diketahui tetapi juga memperoleh pengetahuan baru.15Kondisi belajar dalam pemecahan masalah antara lain :
Kondisi dalam diri pelajar menyangkut pengalaman masa lampaunya
Kondisi dalam situasi belajar meliputi proses belajar dimana siswa cukup memberikan bimbingan secara verbal untuk mengarahkan siswa ke tujuan tertentu.
Perbedaan waktu dalam memecahkan masalah bergantung pada perbedaan individual yakni :
Banyak aturan yang diketahui
Kecepatan untuk mengingat aturan tersebut
Kreatifitas
Kemampuan siswa memahami konsep
Dalam Prosamentier16dituliskan bahwa Pemecahan masalah adalah tujuan dasar dari pendidikan matematika. Dalam proses pembelajaran dengan pendekatan masalah, terdapat 3 pendekatan yang sangat berbeda17yaitu:
Mengajar melalui Pemecahan masalah
Pendekatan ini ditegaskan pada penggunaan pemecahan masalah sebagai tujuan untuk mengajarkan isi mata pelajaran.
Mengajar tentang Pemecahan masalah
Pendekatan ini melibatkan pembelajaran langsung tentang strategi umum pendekatan masalah.
Mengajar untuk Pemecahan masalah
Pendekatan ini difokuskan pada mengajarkan strategi umum pemecahan masalah dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah.
Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika digunakan pendekatan yang memadukan ketiga pendekatan di atas untuk memecahkan masalah yang tepat. Langkah-langkah dalam memcahkan masalah.18
Mengenali bahwa masalah itu ada
Mengidentifikasi masalah
Mengumpulkan data untuk membuat hipotesis
Menguji hipotesis
Mengevaluasi solusi dan membuat kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang ada.
Dalam Posamentier 19 urutan yang sistematis dalam pemecahan masalah sebagai berikut:
Mengetahui masalah, langkah pertama dalam memecahkan masalah adalah mengetahui apa yang ditanyakan.
Menentukan rencana, setelah masalah diketahui kemudian menentukan bagaimana jawabannya dan mencari hubungan antara data dengan yang tidak diketahuinya.
Melaksanakan rencana, melihat prosdur dalam mencari solusi
Melihat kembali ketika jawaban atau solusi sudah ditemukan sangatlah penting untuk memeriksa jawaban tersebut.
Beberapa strategi dalam menjalankan Model pemecahan masalah :20
Pada saat memecahkan masalah, ada beberapa cara atau langkah yang sering digunakan. Cara yang sering digunakan orang dan sering berhasil pada proses pemecahan masalah inilah yang disebut dengan strategi pemecahan masalah. Setiap manusia akan menemui masalah. Karenanya, strategi ini akan sangat bermanfaat jika dipelajari para siswa agar dapat digunakan dalam kehidupan nyata mereka. Beberapa strategi yangn digunakan adalah :


Membuat diagram
Strategi ini terkait dengan pembuatan sket atau gambar corat-coret mempermudah memahami masalahnya dan mendapat gambaran umum penyelesaiannya.
Mencobakan pada soal yang lebih sederhana
Strategi ini terkait dengan penggunaan contoh khusus tertentu pada masalah tersebut agar mudah dipelajari, sehingga gambaran umum penyelesaian yang sebenarya dapat ditemukan
Membuat tabel
Strategi ini digunakan untuk membantu menganalisis permasalahan atau jalan pikiran kita, sehingga segala sesuatunya tidak dibayangkan hanya oleh otak yang kemampuannya sangat terbatas.
Menemukan pola
Strategi ini berkait dengan pencarian keteraturan – keteraturan, keteraturan tersebut akan memudahkan kita dalam menemukan penyelesaiannya.
Memecah tujuan
Strategi ini terkait dengan pemecahan tujuan yang hendak kita capai menjadi satu atau beberapa tujuan bagian. Tujuan bagian ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan yang sebenarnya.
Memperhitungkan setiap kemungkinan
Strategi ini terkait dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh si pelaku selama proses pemcahan masalah sehinnga tidak ada satu alternatif yang terabaikan.

Berpikir logis
Strategi ini terkait dengan penggunaan penalaran maupun penarikan kesimpulan yang sah atau valid dari berbagai informasi atau data yang ada.
Bergerak dari belakang
Dengan strategi ini, kita mulai dengan menganalisis bagaimana cara mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. Dengan strategi ini, kita bergerak dari yang diinginkan lalu menyesuaikan dengan yang diketahui.
Mengabaikan hal yang tidak mungkin
Dari berbagai alternatif yang ada, alternatif yang jelas-jelas tidak mungkin agar diabaikan sehingga perhatian tercurah pada hal-hal masih mungkin.
Mencoba-coba
Strategi ini biasanya digunankan untuk mendapatkan gambaran umum pemecahan masalah dengan mencoba-coba dari yang diketahui.

4 komentar:

  1. kq saya lihat pmri dan problem solving hampir sama. perbedaan spesifik keduanya apa ya pak. apakah hanya dari masalah yang diangkat? misalnya klo pmri itu harus real. apakah bisa diangkat menjadi penelitian unt membedakan pmri dan problem solving. mohon jawabannya ya pak. terima kasih banyak

    BalasHapus
  2. nama: indra bagus leksana
    07006146

    Kekuatan – kekuatan M-learning
    Istilah M-Learning, atau "pembelajaran bergerak", Meski terkait dengan e-learning dan pendidikan jarak jauh, Struktur Mobile Learning terdiri 2 macam software yang dapat diinstall langsung pada handphone dan basis data yang dapat di update. Untuk basis data karena berukuran cukup besar disarankan untuk diinstall di memory eksternal dari handphone yang bersangkutan.
    Kekuatan
    1. Setiap jenis pembelajaran yang terjadi ketika pelajar tersebut tidak di lokasi
    2. M-learning nyaman di yang dapat diakses dari mana saja
    3. portabilitas yang kuat dengan mengganti buku dan catatan dengan RAM kecil, penuh dengan isi pembelajaran disesuaikan.
    4. sederhana untuk memanfaatkan pembelajaran bergerak untuk pengalaman yang lebih efektif dan menghibur.

    kelemahan pada divais.,

    BalasHapus
  3. m-learning memiliki potensi berkembang di masa depan sebagai salah satu media
    nama : budi haryanto
    07006131
    pembelajaran yang berbasis teknologi informasi.

    namun kesiapan dan kemampuan masyarakat indonesia tentu perlu jugadi dongkrak. peran sosialisasi sangat penting di sini.

    di samping itu apakah m-learning sudah cukup merasa oleh seluruh masyarakat indonesia

    BalasHapus
  4. diatas telah diuraikan pengertian,kelebihan dan kekurangn penemuan terbimbing,,, tpi bagaimana aplikasi metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika ?

    BalasHapus