Sugeng Rawuh

Selamat datang di sarana belajar yang ala kadarnya ini. semoga bisa menjadi media pembelajaran kita untuk terus belajar dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran dan pendidikan matematika.
knowledge is a power
information is liberating
education is the premise of progress, in every society, in every family

Rabu, 28 Januari 2009

The Tomato Story

Seseorang pengangguran sedang melamar pekerjaan untuk posisi office boy di salah satu perusahaan microsoft.
Manajer mewawancarai dan menyuruh si pelamar untuk mengepel sebagai test pertamanya
“Kamu kan calon pegawai” kata manajer, "berikan alamat emailmu dan akan segera saya kirim formulir yang harus kmu isi dan kembalikan kepada saya secepatnya lewat email".Dan sang pelamar menjawab “saya tidak punya komputer apa lagi alamat email”.“Aduh maaf sekali” kata sang manajer, jika kmu tidak punya alamat email itu berarti kamu tidak exist,,,,dan siapa yg tidak exist berarti tidak bisa mendapatkan pekerjaan office boy ini".
Kemudian sang pelamar pekerjaan keluar dengan sangat kecewa dan sama sekali tidakpunya harapan hidup,,dia tidak tahu apa yg harus dia lakukan dengan uang 10 ribu yg ada di kantongnya. Kemudian dia memutuskan untuk pergi ke supermarket dan membeli 10kg tomat,,
kemudian dia menjualnya keliling dari pintu ke pintu sampai kurang lebih 2 jamternyata dia berhasil menggandakan 2 kali jumlah uangnya dan dia mengulanginya 3 kalihingga uangnya menjadi 60 ribu
Dan orang ini menyadari jika dia bisa bertahan hidup dengan cara seperti ini. Mulailah dia dengan setiap hari berangkat lebih pagi dan pulang lebih sore,dengan cara ini uangnya berlipat 2 kali bahkan 3 kali setiap harinya.
Pendek cerita dia bisa membeli gerobak setelah itu truk sampai akhirnya kini dia memiliki armada dan kendaraan sendiri untuk pengiriman barang dagangannya.
5 tahun kemudian,,orang ini menjadi salah satu pedagang makanan terbesar, dan kemudian dia mulai ingin menata rencana kehidupan untuk anggota keluarganya,dia memutuskan ingin menggunakan jasa asuransi. Dia memanggil pegawai asuransi untuk memilih jenis asuransi untuk keluarganya. Ketika percakapan akan berakhir dan ditutuppegawai asuransi meminta alamat emaildan orang itu menjawab “saya tidak punya”.kamudian sang pegawai asuransi kaget dan berkata “bagaimana bisa anda tidak punya alamat email tapi bisa membangun perusahaan besar?pernakah anda bayangkan apa yang akan anda dapatkan jika anda punya email?”
Orang itu diam sebentar dan berkata “TENTU SAJA SAYA AKAN MENJADI OFFICE BOY DI SALAH SATU PERUSAHAAN MICROSOFT”
MORAL DARI CERITA INI
1.INTERNET ADALAH BUKAN SATU2NYA SOLUSI UNTUK HIDUP ANDA
2.JIKA KMU TIDAK PUNYA INTERNET TAPI KMU BEKERJA KERAS KMU TETAP AKAN BISA MENJADI SEORANG JUTAWAN
3.JIKA KMU MENDAPATKAN PESAN INI MELALUI INTERNET MAKA KMU MENDEKATI MENJADI SEORANG OFFICE BOY / GIRL
DARIPADA MENJADI JUTAWAN
Nb. Jangan kirim kembali pesan ini ke saya,,karena saya sudah menutup email account saya dan saya mau jualan tomat ^_^
thanks so far u all become my friend's
start now I closed my email account for temporary.hehe

Disadur dan diedit dari Lo35y_maniez@yahoo.co.id.

Minggu, 04 Januari 2009

Jam Sekolah

Hari ini, senin 5 Februari 2009 merupakan hari pertama siswa masuk sekolah di Jakarta (walau masih ada beberapa sekolah yang masih meliburkan siswanya sampai tanggal 14 Februari 2009) dan juga hari pertama pemberlakuan kebijakan masuk sekolah pukul 06.30 wib. Kebijakan tersebut pada dasarnya bertujuan untuk mengalihkan jam kesibukan masyarakat sehingga konsentrasi kemacetan yang mungkin terjadi bisa diminimalisir. Pihak pemerintah dalam hal ini juga menyediakan sejumlah bus sekolah gratis guna mendukung kebijakan tersebut. Kebijakan ini sebetulnya bertujuan bagus dan ada beberapa hal yang bisa disorot dari hal ini yaitu antara lain: siswa harus terbisaa bangun lebih awal untuk bersiap ke sekolah, guru ataupun karyawan sekolah sebagai pendidik dan tenaga kependidikan tentu juga harus datang lebih awal daripada siswanya. Akan terlihat konyol jika ketika siswa sudah siap di sekolah untuk belajar ternyata gurunya belum datang. Para siswa tentu dirugikan dengan kejadian ini. Selain itu para orang tua siswa (yang mengantar) juga mengalami dilema karena harus bisa mengatur waktu paginya karena di satu sisi harus mengantar anak namun di sisi lain jam kantornya belum mulai, jadi harus pandai-pandai membagi waktu antara suami dan istri. Akibat lain yaitu banyak siswa yang belum sempat sarapan dirumah sehingga harus mempersiapkan bekal untuk makan ataupun menambah uang sakunnya untuk makan di kantin sekolah. Kebijakan seperti ini diharapkan tidak merugikan siswa sebagai tokoh sentral dalam pendidikan karena merekalah penerus bangsa ini. Sebetulnya pemerintah daerah masih bisa menelurkan kebijakan lain supaya mengurangi kemacetan di Jakarta, seperti pembangunan koridor busway yang di perluas (sampai saat ini saja koridor X tidak jelas kelanjutannya), meneruskan megaproyek monorel (ini memang dibutuhkan biaya yang tidak sedikit), membatasi jumlah kendaraan bermotor yang dimiliki sebuah keluarga, memperbaiki sarana dan prasarana jalan, manajemen parkir yang baik, menempatkan pedagang kaki limia pada pasar bukan di pinggir jalan, dan sebagainya. Saya kira pemerintah daerah dalam kasus jam sekolah ini hanya ingin menelurkan kebijakan yang bersifat instan bukan suatu kebijakan untuk jangka panjang.

Mau Nikah ?

Jika pengen nikah&punya calon istri, ada sebuah resep untuk kue pernikahan.Insya Allah berguna bagi calon istri
Bahan :
· 1 wanita sehat,
· 100% Komitmen,
· 2 pasang restu orang tua,
· 1 botol kasih sayang murni.

Bumbu :
· 1 balok besar humor,
· 25 gr rekreasi,
· 1 bungkus doa,
· 2 sendok teh telpon-telponan,
· 5 kali ibadah/hari
· Semuanya diaduk hingga merata dan mengembang.

Tips :
· Pilih pria yang benar-benar matang dan seimbang.
· Jangan yang satu terlalu tua dan yang lainnya terlalu muda
karena dapat mempengaruhi kelezatan (sebaiknya dibeli di toserba
bernama TEMPAT IBADAH, walaupun agak jual mahal tapi mutunya
terjamin.)
· Jangan beli di pasar yang bernama DISKOTIK atau PARTY
karena walaupun modelnya bagus dan harum baunya tapi kadang menipu
konsumen atau kadang menggunakan zat pewarna yang bisa merusak
kesehatan.

Mengenal Tunanetra

1. Pengertian
Secara etimologis, kata tuna berarti luka, rusak, kurang atau tiada memiliki. Netra berarti mata atau penglihatan. Jadi tunanetra berarti kondisi luka atau rusaknya mata, sehingga mengakibatkan kurang atau tiada memiliki kemampuan persepsi penglihatan. Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa istilah tunanetra mengandung arti rusaknya penglihatan . Rumusan ini pada dasarnya belum lengkap dan jelas karena belum tergambarkan apakah keadaan mata yang tidak dapat melihat sama sekali atau mata rusak tetapi masih dapat melihat, atau juga berpenglihatan sebelah.
Tunanetra memiliki keterbatasan dalam penglihatan antara lain :
a. Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari satu meter.
b. Ketajaman penglihatan 20/200 kaki yaitu ketajaman yang mampu melihat suatu benda pada jarak 20 kaki.
c. Bidang penglihatannya tidak lebih luas dari 20º

Dalam kehidupan sehari-hari khususnya masyarakat yang awam terhadap masalah ketunanetraan menganggap bahwa istilah tunanetra sering disamakan dengan buta. Pandangan masyarakat tersebut didasarkan pada suatu pemikiran yang umum yaitu bahwa setiap tunanetra tidak dapat melihat sama sekali.
Bila istilah tunanetra diartikan seperti di atas, maka hal ini kurang tepat karena tidak semua orang tunanetra adalah buta. Artinya ada sekelompok penyandang kerusakan mata yang tidak termasuk di dalamnya, dan kelompok ini dikenal dengan istilah low vision (kurang lihat). Buta adalah salah satu kelompok dalam ketunanetraan yang paling berat. Artinya kalau seorang buta maka jelas ia merupakan tunanetra, tetapi tidak semua tunanetra adalah buta.
Banyak orang yang memberikan definisi tentang tunanetra tergantung dari sudut pandang dan dari sisi mana memandang berdasarkan kebutuhannya. Dengan demikian hal tersebut akan melahirkan keanekaragaman definisi tunanetra tetapi pada dasarnya memiliki kesamaan.
Frans Harsana Sasraningrat mengatakan bahwa tunanetra ialah suatu kondisi dari indera penglihatan atau mata yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi itu disebabkan oleh karena kerusakan pada mata, syaraf optik dan atau bagian otak yang mengolah stimulus visual .
Pendapat lain menyatakan bahwa tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan atau tidak berfungsinya indera penglihatan . Sejalan dengan pendapat tersebut, Irham Hosni menegaskan bahwa seseorang dikatakan tunanetra adalah orang yang kedua penglihatannya mengalami kelainan sedemikian rupa dan setelah dikoreksi mengalami kesukaran dalam menggunakan matanya sebagai saluran utama dalam menerima informasi dari lingkungannya . Drs. Nurkholis menyatakan bahwa tunanetra adalah kerusakan atau cacat mata yang mengakibatkan seseorang tidak dapat melihat atau buta.
Daniel P Hallahan dan James M Kauffman memberikan batasan mengenai tunanetra sebagai berikut:
For educational purposes, the blind person is one whose sight is so severaly impaired that he or she must be taught to read by Braille or by aural methods (audiotapes and records). The partially sighted person can read print even though magnifying devices or large-print books may be needed .
Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa untuk kepentingan pendidikan, anak tunanetra yang mengalami kelainan yang sangat berat harus diajar membaca dengan menggunakan huruf Braille atau dengan metode pendengaran seperti menggunakan audiotape atau alat perekam lain, sedangkan anak yang mengalami gangguan penglihatan sebagian baru dapat membaca tulisan apabila dibantu dengan menggunakan alat pembesar atau buku yang hurufnya diperbesar.
Dengan demikian dari beberapa pendapat tersebut, jika ditinjau berdasarkan kepentingan pendidikan maka seseorang dinyatakan tunanetra apabila setelah matanya diperiksa, jelas-jelas ia tidak dapat mempergunakan media pendidikan seperti yang digunakan siswa / anak awas pada umumnya.
Dari berbagai uraian tentang tunanetra di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak tunanetra adalah anak yang mengalami kerusakan penglihatan yang sedemikian rupa sehingga ia tidak dapat menggunakan indera penglihatannya untuk kebutuhan pendidikan atapun lainnya walaupun dengan bantuan alat bantu, sehingga memerlukan bantuan atau pelayanan pendidikan secara khusus.
2. Klasifikasi Tunanetra
Tunanetra (visual impairment) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Penglihatan normal, memiliki ciri-ciri:
1) Mata normal
2) Penglihatan dengan ketajaman 6/6-6/7,5 yaitu jika sesorang dapat melihat benda dengan jelas pada jarak antara 6 sampai dengan 7,5 meter atau efisiensi penglihatan sebesar 95 %-100 %
3) Penglihatan mata normal dan sehat
b. Hampir normal, memiliki ciri-ciri
1) Penglihatan 6/9-6/21 yaitu jika orang normal dapat melihat benda dengan jelas sejauh 9 sampai dengan 21 meter maka perbandingannya dengan orang dengan penglihatan hampir normal adalah sejauh 6 meter atau efisiensi penglihatan sebesar 75 %-90%
2) Tidak ada masalah gawat
3) Perlu diketahui penyebab yang mungkin dapat diperbaiki
c. Low Vision sedang, memiliki ciri-ciri:
1) Penglihatan 6/60-6/120 yaitu jika orang normal dapat melihat benda dengan jelas sejauh 60 sampai dengan 120 meter maka perbandingannya dengan orang dengan penglihatan low vision adalah sejauh 6 meter atau efisiensi penglihatan sebesar 10 %-20%
2) Masih mungkin orientasi dan mobilitas umum
3) Mendapat kesukaran berlalu lintas dan melihat nomor mobil
4) Membaca perlu memakai lensa kuat dan membaca menjadi lambat
d. Low Vision nyata, memiliki ciri-ciri:
1) Penglihatan 6/240 yaitu jika orang normal dapat melihat benda dengan jelas sejauh 240 meter maka perbandingannya dengan orang dengan penglihatan low vision nyata adalah sejauh 6 meter atau efisiensi penglihatan sebesar 5%
2) Gangguan masalah orientasi dan mobilitas
3) Perlu tongkat putih untuk berjalan
4) Umumnya memerlukan sarana baca dengan huruf Braille, radio dan pustaka kaset
e. Hampir buta, memiliki ciri-ciri:
1) Penglihatan menghitung jari kurang empat kaki
2) Penglihatan tidak bermanfaat bagi orientasi mobilitas
3) Harus memakai alat non visual
f. Buta total, memiliki ciri-ciri:
1) Tidak mengenal adanya rangsangan sinar
2) Seluruhnya tergantung pada alat indera selain mata

Bermain dengan Matematika

  1. Ayah Andi memiliki lima anak, yaitu: titi, toto, tutu, tete. Pertanyaannya: siapakah nama anak kelimanya ?
  2. Seorang pembalap A menyalip pembalap didepannya yang berada di posisi 7. berada di posisi keberapa pembalap A tersebut ?
  3. Pikirkan sebuah bilangan cacah, kemudian bilangan tersebut kamu kalikan 2. lalu hasilnya kamu kalikan lagi dengan 5, setelah itu hasil terbarunya kamu bagi dengan bilanganmu yang pertama tadi (bilangan rahasiamu tadi). Kemudian hasilnya kamu tambahkan dengan 3, kemudian kurangi dengan 7. Hasil akhirnya pasti 6.
  4. Untuk menarik minat pelanggannya, manajer suatu supermarket memberikan kupon berhadiah kepada setiap orang yang membeli barang di supermarket tersebut dengan nilai lebih dari Rp. 25.000. Di balik kupon tersebut, tertera salah satu dari bilangan-bilangan berikut: 9, 12, 42, 57, 69, 21, 15, 75, 24 atau 81. Pembeli yang berhasil mengumpulkan beberapa kupon dengan jumlah bilangan-bilangan dibalik kupon tersebut sama dengan 100 akan diberi hadiah TV 21 inch. Jika manajer supermarket tersebut menyediakan sebanyak 10 buah TV 21 inch, maka berapa banyak TV yang harus diserahkan kepada para pelanggannya ?
  5. Andi dan Budi masing-masing memiliki 5 potong roti dan 3 potong roti. Kemudian datanglah Ami dengan senyum cerahnya bergabung ngobrol dengan Andi dan Budi. Kemudian mereka menggabungkan roti miliki Andi dan Budi sehingga jumlahnya menjadi 8 potong roti. Karena mereka bertiga dan akan membagi adil roti tersebut maka tiap roti mereka potong menjadi tiga bagian sehingga kini didapatkan potongan roti sebanyak 24 buah, dan dibagi masing-masing tiap anak mendapatkan 8 buah potong. Mereka ngobrol ngalor ngidul hingga akhirnya tertidur. Ketika bangun, ternyata Ami telah pulang dan meninggalkan 8 keping uang sebagai ucapan terima kasih. Berapa bagian uang yang seadil-adilnya untuk Andi dan Budi ?
  6. Seorang petani mempunyai 3 anak dan juga 7 ekor kambing. Sebelum meninggal dunia ia berwasiat pada anak-anaknya bahwa bila ia meninggal dunia nantinya supaya anak pertama mendapat ½ dari 7 ekor kambing. Anak kedua mendapat ½ bagian dari anak pertama, dan anak ketiga mendapat ½ bagian dari anak kedua. Berapakah bagian masing-masing anak ? (ingat kambing tersebut harus dalam keadaan utuh).
  7. Beberapa bebek sedang berjalan beruntun. Dua ekor bebek ada didepan yang satu, dua ekor bebek ada dibelakang yang satu, dan seekor ada di tengah. Berapa ekor bebek paling sedikit ?
  8. Ada dua bapak dan dua anak. Mereka membeli beberapa buah apel. Berapa buah apel minimum harus mereka beli agar tiap-tiap orang dapat sebuah apel ?
  9. Seorang bapak dengan berat 70 kg dan dua orang anaknya dengan berat masing-masing 35 kg dan 40 kg. Mereka akan menyeberang sebuah sungai dengan perahu yang daya muatnya hanya 80 kg. Bagaimana caranya supaya mereka dapat menyeberang menggunakan perahu tersebut ?
  10. Ada 3 cangkir teh yang belum diberi gula dan 14 gandu gula pasir. Bagaimana caranya membagi gula itu agar masing-masing cangkir mendapat bagian yang ganjil sehingga ke 14 gandu gula itu habis terbagi ?
  11. Jumlah 9 bilangan genap yang berurutan adalah 4122. Berapakah selisih bilangan terbesar dan terkecilnya?

PENDIDIKAN YANG BELUM MENDIDIK

PENDIDIKAN YANG BELUM MENDIDIK

A. Latar Belakang

Siswa Indonesia juara olimpiade matematika dan fisika tingkat dunia

Gedung sekolah yang mewah, melebihi bangunan apartemen

Tenaga pendidik bergelar master

Ya…itulah gambaran yang menggembirakan

Dari permukaan dunia pendidikan di Indonesia

Tapi lihatlah lebih kedalam permukaan itu…..

Gedung sekolah yang rusak

Anak yang putus sekolah

Anak usia sekolah belum sekolah

Guru yang bekerja sambilan

Guru yang tidak memiliki kualifikasi mengajar

Biaya pendidikan yang semakin menjerat leher

Anggaran pendidikan nasional yang belum terpenuhi

Persoalan pendidikan bagi sebuah negara haruslah dipandang sebagai persoalan yang penting. Sebab, keberhasilan dan kegagalan pendidikan dalam sebuah negara mempunyai pengaruh yang signifikan bagi perkembangan kualitas generasi yang akan datang. Maka tidak aneh jika ada pernyataan kegagalan pendidikan dalam sebuah negara dapat menyebabkan runtuhnya sebuah negara, sebab generasi barunya tidak berkualitas atau gagal dalam menatap masa mendatang.

Hal ini sudah banyak disadari oleh negara-negara maju maupun yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Kenyataan ini terlihat dari banyaknya dana APBN yang di alokasikan untuk mengembangkan pendidikan. Sedangkan kenyataan lain yang menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan yaitu adanya penelitian-penelitian guna mencari penyebab gagal atau belum berhasilnya pendidikan di Indonesia. Bahkan setiap ganti pemerintah atau ganti Menteri pemerintah menetapkan kebijakan baru yang dianggapnya mampu memajukan dunia pendidikan.

Sebagai sebuah realitas yang tidak dapat ditawar-tawar Pendidikan memiliki peran yang teramat penting bagi perkembangan pribadi manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

B. Mencari Akar Persoalan Pendidikan

Undang-Undang tentang Sisdiknas telah mengemukakan bahwa bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Itu artinya setiap anak bangsa di Negeri ini memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan tanpa melihat latar belakang kehidupannya. Namun kenyataan yang terjadi malah sangat bertolak belakang, dimana saat ini hanya orang-orang yang memang benar-benar kaya yang bisa mendapatkan pendidikan yang bermutu untuk anaknya dan tentu saja dengan biaya yang sangat mahal. Praktek seperti ini merupakan bagian dari komersialisasi (imperialisme) pendidikan yang sedang terjadi di Indonsia.

Komersialisasi Pendidikan yang terjadi di Negara ini bukanlah barang baru, jauh-jauh hari bentuk penjajahan dalam pendidikan ini telah berlangsung lama dan rapi. Bangsa ini dihadapkan pada wajah dunia yang harus diikuti dan dituruti. Pendidikan seolah-olah milik mereka yang berkuasa, pendidikan seolah-olah hanya milik mereka yang berlatar belakang kaya. Besarnya biaya pendidikan dari mulai tingkat Pendidikan Dasar, Menegah sampai Perpendidikan Tinggi begitu sungguh mengagumkan. Bayangkan saja untuk masuk kesekolah dasar yang cukup ternama orang-orang tua siswa dipungut beberapa rupiah, itu yang terjadi ketika setiap kali tahun ajaran baru dimulai. Begitu juga, Kenaikan biaya Pendidikan Tinggi (Perpendidikan Tinggi) juga tidak main-main. Di privatisasinya beberapa Perpendidikan Tinggi Terkemuka semakin menjadi momok dan monster yang menyeramkan bagi para Anak-anak Bangsa ini yang hendak mengeyam kejenjang Pendidikan tinggi. Istilah Privatisasi Perpendidikan Tinggi merupakan hal yang baru bergulir satu dasarwarsa terakhir ini. Beberapa Perpendidikan Tinggi ternama, semisal UI, UGM, ITB, UNPAD, USU dan beberapa Perpendidikan Tinggi ternama lainnya resmi menyatakan siap di Privatisasi, dan berubah statusnya menjadi BHMN (Badan Hukum Milik Negara), bahkan untuk beberapa jurusan terkemuka semisal, Kedokteran pihak Rektorat dengan berani mematokan sekian ratus Juta untuk dapat diterima jika memang mereka benar-benar dari keluarga berada namun secara kemampuan Kognitif tidak sanggup memasukinya. Digulirkannya Privatisasi Perpendidikan Tinggi Negeri cukup mendapat respon yang marak dari kalangan Mahasiswa, demonstrasi terjadi dimana-mana untuk menolak kebijakan itu. Namun apa daya, Pemerintah tetap memprivatisasi Perpendidikan Tinggi yang dianggap mapan dengan beberapa alasan, diantara alasan-alasan itu adalah agar Perpendidikan Tinggi baik Dosen-dosen dan aparat Kampus semakin Profesional karena dalam hal ini Pihak Rektorat dapat kapan saja untuk memberhentikan Dosen-dosen yang tidak berkualitas. Hal ini juga ditengarai untuk menghapuskan subsidi Pemerintah terhadap Perpendidikan Tinggi. Artinya Perpendidikan Tinggi Harus mampu untuk mencari dan mengembangkan Keprofesionalannya sendiri tanpa harus mengemis kepada Pemerintah.

Kebijakan Privatiasi tersebut seolah-olah menjadi solusi dan jawaban terhadap sekian persoalan pendidikan ditingkat Perguran Tinggi. Dan privatisasi tersebut tentu akan berdampak banyak pada anak-anak pintar dan cerdas di negeri ini, yang dikarenakan tidak memiliki cukup dana terpaksa menpendidikngkan niatnya untuk mengambil jurusan Kedokteran ataupun jurusan bergengsi lainnya.

Persoalan pendidikan di negeri ini tidak hanya terbatas pada mahalnya biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh rakyat indonesia, namun juga kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan tidak hanya ditinjau dari kualitas pendidik, namun juga sarana dan prasarana pendidikan dan juga kurikulum yang digunakan. Dari segi tenaga kependidikan, masih banyak pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan ilmu bidang studinya, dan juga tidak memiliki syarat untuk mengajar seperti akta mengajar maupun ijazah dari jalur kependidikan.Tentu saja hal ini akan berdampak pada bagaimana pendidik tersebut mengajar kepada siswanya yang pada akhirnya akan bermuara pada out put siswa yang kurang berkualitas. Seorang pendidik bertugas mengarahkan dan mentransformasi pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didiknya, guna mengarahkannya mencapai sesuatu yang bermakna. Dalam kaitan itu seorang pendidik dituntut untuk memiliki kualifikasi dan kompetensi akademis yang memadai, dalam Permendiknas Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam pasal 28 disebutkan bahwa, Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki tujuan pendidikan. Lebih lanjut dalam pasal 30 dijelaskan, seorang pendidik harus memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran, kompetensi tersebut meliputi, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi propfesional dan kompetensi sosial.

Sementara itu, hal lain yang pernah menjadi polemik di dunia pendidikan Indonesia adalah perdebatan sengit mengenai kata "pengajaran dan pendidikan." Pemerintah mengganggap penyebab gagal atau belum berhasilnya pendidikan di Indonesia karena guru dipandang hanya sekedar mengajar dan tidak mendidik. Hanya sekedar mentransfer ilmu sementara tidak mengontrol tingkah laku dan lain sebagainya. Sungguh naif jika guru hanya mentransfer ilmu sementara tidak memperhatikan moral dan tinggah laku anak didik Jadi polemik kata pengajaran dan pendidikan sebenarnya hanya merupakan kambing hitam dari gagal atau salahnya sistem pendidikan di Indonesia..

Selaras dengan itu seorang Pendidik juga memiliki tanggungjawab yang cukup besar untuk mengetahui sejauh mana anak didiknya bersikap dan ber-afiliasi dengan teman - teman nya yang lain, dalam hal ini aspek Afektif sangat berpengaruh dalam proses pendidikan, walapun tetap harus memperhatikan ranah Kognitif dan Psikomotoriknya. Walaupun dalam prakteknya sering terjadi antithesis dalam wilayah Afektif dan Kognitif, yang terjadi adalah Pendidik seolah - olah menjadi orang yang paling berkuasa dikelasnya, komunikasi timbal balik tidak berjalan sebagaimana mestinya, penekanan aspek verbal menjadi tuntutan pendidik. Sehingga pencapaian Asessment hanya dilihat dari aspek skor dan nilai dari peserta didik.
Hal tersebut secara tidak langsung akan mematikan kreatifitas Peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Perlu untuk di garis bawahi bahwa setiap peserta didik memiliki potensi alamiah yang berbeda-beda yang jika dipaksakan terhadap sesuatu hal akan menganggu kejiwaannya. Artinya adalah memberikan mereka kebebasan untuk berkreatifitas dan menunjukan kemampuan terbaiknya merupakan uregensi seorang Pendidik.

Sejatinya, seorang pendidik mengarahkan peserta didik untuk lebih mengeksplorasi aspek afektifnya. Pembinaan mental dan sikap merupakan peran utama seoang pendidik yang harus benar-benar berfungsi dengan baik. Sehingga peserta didik akan tumbuh menjadi manusia yang sadar nilai dan mampu menempatkan dirinya sebagai makhluk Tuhan yang Agung yang tidak berbuat sesuka hati dan menempatkan nilai dan moral diatas segalanya

Masalah lain yaitu sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Indonesia juga masih jauh dari kata memadai. Masih banyak sekolah terutama didaerah pedalaman, jauh dari pusat keramaian, yang kondisinya sangat memprihatinkan. Kadang sekolah tersebut sama sekali belum berubin dan ketika musim hujan terjadi kebocoran disana-sini. Dan yang lebih memprihatinkan lagi, satu ruangan digunakan untuk dua kelas dan hanya dibatasi oleh papan biasa. Tentu saja hal ini akan mengganggu proses belajar siswa.

Dari segi kurikulum, kurikulum yang kita gunakan selalu berubah-ubah sehingga ada anggapan bahwa setiap pergantian menteri pendididkan maka akan berganti pula kurikulum yang digunakan. Perubahan kurikulum ini tentu akan banyak berpengaruh pada pelaksanaan pendidikan.

Menurut pendapat penulis inti dari semua itu adalah biaya / anggaran pendiidkan. Penulis sepakat dengan pendapat Prof. Djohar yang menyatakan bahwa seharusnya pemerintah jangan menganggarkan biaya pendidikan terlebih dahulu baru merencanakan pendidikan, namun terlebih dahulu merencanakan semua hal yang terkait dengan pendidikan dan dari sana akan nampak berapa anggaran yang dibutuhkan untuk pendidikan.

Menentukan mana yang merupakan akar persoalan dan mana yang bukan akar persoalan meruapakan hal yang sangat penting. Sebab ketika persoalan itu bukan akar dan dilakukan perubahan-perubahan maka pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan tidak akan berarti. Akar persoalannya adalah bagaimana membangun siswa dan anak didik berkepribadian luhur dan membekali dirinya dengan pengetahuan hidup. Kepribadian bukan hanya sekedar bertutur kata baik, berpakaian sopan, namun berkepribadian luhur adalah berpola tindakan dan berpola pikir yang luhur. Artinya apa yang nampak dalam tindakannya merupakan cerminan pola pikirnya, jadi bukan hanya sekedar lipstik saja. Sementara itu siswa dan anak didik harus dibekali pengetahuan hidup artinya dalam mengaruhi hidup agar lebih mudah harus dibekali pengetahuan baik ilmu sains maupun ilmu tsaqofah. Hal inilah yang sekarang harus ditengok oleh para peneliti dan pemerhati pendidikan, jika memang benar-benar ingin memajukan dunia pendidikan.

Sudah saatnya Pemerintah dan orang-orang yang berkompeten di bidang ini melihat hal itu, memikirkan kembali pendidikan yang benar benar mendidik rakyat untuk maju dan terdidik, bukan membuat rakyat kian terpuruk. Potensi penduduk negara ini yang cukup besar merupakan sumber daya yang sangat potensial untuk mensuplai orang-orang yang berkualitas, dan yang terpenting adalah kesungguhan Pemerintah dan kearifan penguasa negeri ini untuk tidak melihat rakyat semakin tertindas. Seperti kata Paulo Freire, bahwa pendidikan harus bisa memanusiakan kembali manusia. Menyelamatkan umat manusia dari ketindasan, kebodohan dan kemelaratan.